~Teruna Says :)

Monday 10 June 2013

Sambulah Rindu Ini

Dada ini bergetaran tika dia melewati kamarku.

Sememangnya sejak dia menumpang rumah sewaku, aku sering curi pandang pada raut wajahnya yang yang benar-benar tampan. Senyumannya yang manis dengan misai yang di jaga rapi membuatkan aku tidak senang duduk.Tubuh sasanya puas ku jamah lewat anak mata nakalku tika dia berbaring menonton TV sambil tidak berbaju.Cuaca panas saat ini satu rahmat buatku. Amir sering menanggalkan baju. Dan ada kala hanya berseluar pendek. Panas katanya.Aku hanya tersenyum tika kalimah itu di tuturkan.sambil mataku tidak puas menatap wajah tampanya hingga melarat ke tubuhnya yang sasa.

Paling ku suka menjeling punggungnya yang padat dan kekar.memang mengetarkan dan mengeletik nafsu ku.Namum ku cuba menahan segalanya. Dia sahabat kawanku.
Segala perkiraan yang silap mungkin mengundang padah. Memang tiada siapa menyangka aku sebegini. dari raut wajahku,susuk tubuhku,cakapku dan gerak gerikku tiada siapa menyangka aku seorang gay.

Aku sudah tidak tahan lagi.Amir hanya bertuala tika itu.Melewati pintu kamarku untuk ke bilik mandi. Aku mengekorinya.Tika itu tiada seorang pun di rumah ini.Semuanya keluar entah kemana.Ku pandang pintu bilik air yang tertutup rapat.Sesekali ku dengar ceburan air didalam bilik mandi.Ku ketuk pintu bilik mandi. Amir menjengukkan kepalaya.Dia memandangku..hanya kepalanya tertonjol ketika itu dan tubuhnya terselindung dari pintu bilik mandi.Aku pasti dia berbogel tika itu." aku nak kencing tak tahan" ujarku sambil mengutum senyum." Dia membalas senyumku.Di bukaknya pintu bilik air tanda dia mengizinkan aku masuk.dadaku tersentak dan darahku berderau tika itu.Sesubuk tubuh Amir tanpa sehelai benang pun membaluti tubuhnya berdiri di hadapanku.Tubuhnya benar-benar kekar dan sasa.Kulit hitam manis nya berkilat.

Dadanya yang sasa dan ketul- ketul di perutnya sebagai tanda dia sememangnya rajin bersenan.Tanpa mengedahkan kehadiranku dia meneruskan urusanya.Kini dia membelakangiku sambil mengosok badanya yang di basahi air pancur.Aku berpura-pura membuang air kencing sambil ekor mataku menjeling punggungnya yang kemas dan padu."kau gay ye" tiba-tiba satu kalimah terluncur dari bibir Amir.Aku merenung tepat wajahnya.

"Apa maksud kau?" aku terpana dengan pertanyaannya yang tepat mengena batang hidungku.Mukaku pucat lesi. Dia hanya tersenyum sambil mengosok-gosok dadanya.Senyumannya mengandungi seribu makna. Tangan sasanya menjalar ke senjatanya yang mula tegang.sekali lagi dia menguntum senyum.Aku pula yang tersipu-sipu malu. Pelahan -lahan ku hampiri Amir.

Ku sentuh dadanya yang bidang.Ku ulas lenganya yang berketul-ketul itu.

Tiba-tiba bibirnya mengucup bibirku.Penuh kelembutan dan romantis. Aku membalas kucupan itu.Dua bibir bertaut. bibirnya menari-nari di cuping telingaku sambil berbisik "Aku tau kau selalu memehati aku dan aku jua pun bergitu selalu mengintai rentak tarimu" ujarnya lembut membuatkan aku terus terbuai.
Ku cium sekeling tengkoknya sambil mengigit ! manja.Ku sedut dan ku main dengan lidahku membuatkan amir mengeliat kegelian dalam kenikmatan.
Sambil sesekali lidah hikmatnya menguis-guis urat di belakang senjataku.
Hisapnya penuh berirama dan berseni.Penuh romantis dan kelembutan.

Penjelajahan kami baru bermula.Dan kali ini aku menghisap rakus puting susunya yang kemas dan sasa itu.Ku uli dan ku gigit dengan manja.Ku hisap dan ku nyonyot seenaknya.Ku dengar deru nafas Amir yang berderu.Bibirku terus nakal dan terus menjalar ke kebawah.Tanganku juga bergitu terus memukul manja sambil mengusap punggung kekar yang sekian lama ku idamkan.Sambil mengelus ari-ari nya yang lebat bagikan hutan amazon itu bibirku mengucup lembut senjatanya yang tarpacak kukuh bagaikan sebilah keris terhunus menanti mangsa.Ku genggam dengan dengan tanganku.Senjatanya cukup panjang dan besar.Dua tangan tergenggam baru dapat menutup seluruh senjatanya.Bayangkan betapa enaknya bila senjatanya itu dapat ku kulum seenaknya.Sambil merenung raut wajahnya yang tersenyum ku jamah lembut senjatanya yang terpacak itu.

Ku hisap dan ku main-main kepala senjatanya hingga dia mengeliat kegelian.Tangan sasanya membelai lembut rambutku.Manakala tangan sasaku pula terus bermain dengan punggung! nya dan sesekali menapar manja.Dia hanya tersenyum tika aku menapar punggungnya.
Kali ini geliran senjataku pula merasai kehangatan mulut amir.Ternyata dia bukan orang baru dalam permainan ini. cara hisapanya,cara elusanya benar- benar membuat kan aku tidak tahan.Ternyata dia lebih handal dari aku.Dia menghisap senjataku hingga ke pangkal.Tanpa sedikitpun giginya mencalar atau mengena senjataku.
Sambil sesekali lidah hikmatnya menguis-guis urat di belakang senjataku. Hisapnya penuh berirama dan berseni.Penuh romantis dan kelembutan.Tidak padan dengan sekali pandang sikapnya yang kasar itu.
Ternyata dia penuh romantis dalam permainan.Mulutnya rapat ke pangkal sambil tanganya mengutil puting susuku. Ada kalanya tangan nakalnya membelai punggungku hingga ke lurah hikmatku.Ada kalanya lidah nakalnya menari di pehaku sambil giginya mengigit manja bulu pehaku yang berserabut di peha. Bibir nakalnya menjalar hingga ke kaki.Aku benar- benar terangsang dengan tindakannya.beberapa kali ku cuba atur nafasku agar air maniku tidak terpancut awal.

Beberapa kali ku juga ku tarik!
Next time kalau nak cakap...jangan guna trick oky

Kepalanya dek tidak tahan dengan pemaninan hebatnya.Dia hanya tersenyum.Senyuman yang mengetar seluruh urat nadiku.Senyuman yang indah yang tidak mungkin ku lupakan hingga aku mati.

Amir membongkokkan tubuhnya sambil menyapu sabun ke seluruh punggungnya. Dia mengisyaratkan aku untuk mendatanginya dari arah belakang.Aku tidak melepaskan peluang itu. Ku Masukan senjataku yang tidak kurang panjang dan besarnya juga itu ke lubang hikmatnya.sabun yang membasahi selurus lubang hikmatnya itu memudahkan permainan ini.acara sorong tarik bermula.Amir turut menghenjutkan punggungnya tika aku menunjahkan senjataku ke lubang hikmatnya. Wajahnya berkerut. Antara kesakitan dan kenikmatan berlegar di raut wajahnya.

Tiba-tiba aku terkejang.Air maniku terpancut ke dalam lubang hikmatnya.Terpancut hingga meleleh membasahi punggungnya.Aku terduduk di simen kepenatan. Amir merenungku sambil tersenyum.Dia melacap senjatanya di hadapan mukaku.Tanganku membelai lembut dadanya.Kali ini dia pula terkejang.Air maninya terpacut laju hingga kena ke mukaku.Amir ketawa kecil melihat wajahku yang lucu di basahi air maninya.Dia menolong aku membasuhnya.

"Next time kalau nak cakap...jangan guna trick oky " ujarnya lembut.
Aku hanya tersenyum penuh kepuasan...

1 comment:

Testing said...
This comment has been removed by the author.